Mengaji Islam – Al-Baqarah ayat 14 masih nyambung dengan ayat 13 yang sebelumnya sudah admin bahas. Berkisah tentang tipu daya orang-orang munafik, mengaku beriman di hadapan orang muslim tapi ketika bertemu dengan golongannya mereka mengolok-olok umat Islam.
Allah dengan jelas menggambarkan bahwa orang munafik itu benar-benar bermuka dua. Maka dari itu orang beriman harus berhati-hati dengan mereka.
Table of Contents
Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 14
وَإِذَا لَقُوا۟ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا۟ إِلَىٰ شَيَٰطِينِهِمْ قَالُوٓا۟ إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُونَ
Wa iżā laqullażīna āmanụ qālū āmannā, wa iżā khalau ilā syayāṭīnihim qālū innā ma’akum innamā naḥnu mustahzi`ụn
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”.
Makna Kata
- شَيَاطِينِهِمْ : Setan-setan mereka, Yaitu para pemimpin orang-orang munafik dari kalangan orang Yahudi dan para petinggi orang kafir dan munafik. (Ibnu Katsir)
- نَحْنُ مُسْتَهْزِءُونَ : Kami mengolok-olok mereka. Orang-orang munafik melakukan klarifikasi kepada para pemimpinnya, bahwa mereka ketika berkumpul dengan orang beriman hanya untuk mengejek mereka.
Tafsir
Seperti penjelasan yang lalu, bahwa orang munafik itu selalu berusaha menyembunyikan identitas mereka. Ketika bertemu dengan Rasulullah saw mereka mengaku beriman, ketika bertemu dengan orang mukmin mereka mengaku sodara seperjuangan.
Tapi ketika mereka sudah terpisah dari orang beriman dan kembali kepada kelompoknya, atau teman-teman dari orang karif. Maka mereka memhina Rasulullah saw dan orang-orang beriman serta memprovokasi kejahatan.
Allah gambarkan sifat-sifat ini dalam ayat-Nya:
إِذَا جَآءَكَ ٱلْمُنَٰفِقُونَ قَالُوا۟ نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ ٱللَّهِ
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. QS. Al-Munafiqun: 1
هُمُ ٱلَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُوا۟ عَلَىٰ مَنْ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّوا۟ ۗ
“Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): “Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)”. QS. Al-Munafiqun: 7
يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعْنَآ إِلَى ٱلْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ ٱلْأَعَزُّ مِنْهَا ٱلْأَذَلَّ
“Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya”. QS. Al-Munafiqun: 8
Dari 3 ayat di atas sudah sangat jelas sifat buruk orang munafik. Memprovokasi kejahatan, membuat fitnah dan bermuka dua (mengaku beriman ketika bersama orang Islam tapi menghina mereka ketika kembali ke setan-setan mereka).
Pesan yang ingin Allah sampaikan pada ayat ini adalah selalu waspada terhadap fitnah-fitnah orang munafik. Jangan menjadikan mereka sebagai teman karena akan mengajak kepada kesesatan.
Hikmah Surat Al-Baqarah Ayat 14
Berikut adalah poin-poin hikmah dari surat Al-Baqarah ayat 14 tentang sifat orang munafik:
- Waspada Terhadap Kemunafikan: Orang munafik sering berpura-pura beriman di hadapan kaum Muslimin, tetapi sebenarnya mereka menyembunyikan niat buruk.
- Sikap Bermuka Dua: Mereka mengaku beriman saat bersama orang Islam, tetapi menghina dan memprovokasi kejahatan saat kembali ke kelompok mereka.
- Menyebar Fitnah dan Provokasi: Munafik kerap menyebarkan fitnah dan memprovokasi agar kaum Muslimin terpecah belah, seperti menahan bantuan untuk Rasulullah dan para sahabatnya (QS. Al-Munafiqun: 7).
- Kesombongan dan Pengkhianatan: Mereka merasa lebih kuat dan berniat mengusir kaum Muslimin yang dianggap lemah (QS. Al-Munafiqun: 8).
- Peringatan dari Allah: Allah mengingatkan kita untuk selalu waspada terhadap tipu daya orang munafik dan tidak menjadikan mereka teman dekat.
- Keteguhan Iman: Tetap teguh dalam iman dan tidak terpengaruh oleh fitnah yang disebarkan orang munafik, serta memperkuat persaudaraan sesama Muslim.
- Kejujuran dan Ketulusan: Belajar untuk selalu jujur dan tulus dalam sikap dan tindakan, serta menjauhi sifat bermuka dua.
- Perlindungan Diri: Selalu memohon perlindungan kepada Allah dari sifat-sifat munafik dan berusaha menjadi pribadi yang ikhlas dan beriman sejati.
Dengan memahami sifat orang munafik yang dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, kita bisa belajar untuk menjaga keimanan, bersikap jujur, dan waspada terhadap fitnah di sekitar kita.