Al-Qur’an turun kepada nabi Muhammad saw 14 abad yang dengan isi yang penuh kebenaran dan tanpa ada yang perlu diragukan lagi. Setiap ayatnya memberikan petunjuk dan membawa berkah bagi siapa yang mau memahami dan mengamalkan apalagi mau mengajarkannya.
Sebagai kita suci Umat Islam seharusnya Al-Qur’an menjadi pedoman hidup bagi pemeluknya, setiap amal harus mereka sesuaikan dengan ajaran Al-Qur’an. Tapi realita sekarang banyak orang mengaku muslim tapi hanya sekedar pengakuan saja.
Karena perbuatan mereka kebanyakan memilih untuk menuruti kepuasan nafsu, tanpa pandang benar atau salah menurut kitab sucinya. Padahal bila iman atau Islam hanya sebatas lisan makan akan menjadi persinggahan.
Jika manusia mau kembali ke jalan yang sudah Allah gariskan, maka kebahagiaan dunia dan akhirat akan ia dapatkan. Dia akan menjadi orang yang sangat-sangat beruntung. Di dunia Allah menjamin kehidupannya serta dipermudah segala urusan sedangkan di akhirat, Allah hapus dosanya dan lipat gandakan pahalanya.
Sahabat Mengaji Islam mau nggk menjadi orang yang seperti itu, beruntung dan dijanjikan surga? Berikut ini adalah ciri-ciri pewaris surga firdaus yang telah Allah sebutkan dalam Al-Qur’an
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (7) وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9) أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (10) الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (11)
“Sesungguhnya telah beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” QS. Al-Mu’minun: 1-11
Allah ingin sampaikan kepada manusia pada ayat-ayat ini, bagaimana cara kita bisa beruntung mendapat nikmat dunia dan surga serta terhindar dari siksa api neraka.
Pada ayat pertama Allah langsung berfirman dengan menggunakan bentuk madhi/lampau “أَفْلَحَ” (telah beruntung) padahal final keuntungan ada diakhirat yang notabenenya belum terjadi. Dalam kaidah ilmu Bhs. Arab jika bentuk madhi dipakai untuk menceritakan kejadian yang akan datang, menunjukkan suatu kepastian.
Apalagi ini firman Allah dan Ia tak akan pernah menyelisihi janji. Jadi pada ayat pertama ingin menyampaikan kepastian kepada manusia akan dan pasti akan beruntung.
Kebahagian dan keselamatan dunia dan akhirat bisa diraih dengan usaha dan perjuangan. Bila ingin mendapatnkannya tapi dengan berpangku tanggan sama saja dengan bohong. Maka perlu ada kiat-kiat yang harus dilakukan untuk bisa menggapainya.
Coba kita perhatikan 11 ayat di atas, ini adalah ciri-ciri pewaris surga firdaus yang Allah sebutkan:
Table of Contents
1. Menjadi orang beriman kepada Allah.
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
“Sungguh telah beruntung orang yang beriman”
Ayat ini walaupun adalah kalimat berita, namun ada makna yang tersirat dalamnya yaitu “Jika kamu ingin beruntung hai manusia maka jadilah orang yang beriman, mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya tuhan dan siap tunduk dan patuh atas segala perintah-perintah-Nya dan menjahui segala larangan-larangan-Nya.
2. Menjaga shalat (waktu, istiqomah, syarta dan rukun serta kekhusyuannya).
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
“Orang-orang yang khusyuk dalam salatnya”
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya”
Ayat kedua dan ayat kesembila surat Al-Mu’minun itu adalah satu keatuan yang tak bisa dipisah, karena yang namanya orang menjaga dan menegakkan shalat itu harus memperhatikan waktu shalatnya (tepat waktu dan istiqomah), syarat dan rukun shalat harus disempurnakan dan ketika shalat harus khusyu’ (benar-benar fokus dalam ibadaha dan tidak boleh memikirkan yang lain).
Shalat merupakan perkara yang sangat urgent, dalam urutan rukun Islam shalat berada pada urutan kedua setelah bersyahadat (mengaku beriman dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat). Hal ini bukan tanpa alasan, Rasulullah saw menjelaskan bahwa shalat adalah pembeda antara orang kafir dan orang Islam.
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ
“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 257)
Dalam hadits lain juga Rasul saw menyebutkan bahwa shalat adalah amalan yang pertama kali akan dihisab di akhirat.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih]
Maka seorang muslim harus serius dalam sahlatnya. Jika shalat seseorang itu sempurna maka tak hanya keberuntungan akhirat saja yang didapat tapi banyak keutamaan yang akan diperoleh. Seperti;
Dijauhkan dari perbuatan fasik dan mungkar
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” QS. Al-Ankabut:45
Pembuka pintu pertolongan Allah
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” QS. Al-Baqarah:45
Masih banyak lagi keutamaan-keutamaan shalat yang disebukan dalam hadits-hadits Nabi Muhammad saw dan semua bisa kita dapatkan bila benar-benar menjaga dan menegakkan shalat dengan sempurna.
3. Meninggalkan perkara yang tak bermanfaat.
وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.”
Rasulullah saw juga menyampaikan dalam haditsnya bahwa menjahui sesuatu yang tak bermanfaat termasuk sifat seorang muslim. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Nabi saw bersabda:
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Pandai-pandailah menjadi orang yang bijaksana untuk bisa menentuka mana yang bermanfaat dan mana yang tidak, jika salah dalam menentuka maka penyesalan sebagai imbalannya. Salah seorang ulama salaf berpesan:
وَالنَّفْسُ إِنْ لَمْ تُشْغِلْهَا بِالْحَقِّ شَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ
“Dan jika engkau tidak menyibukkan jiwamu dengan kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dengan kebatilan.”
4. Menunaikan Zakat.
وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ
“Dan orang-orang yang menunaikan zakat.”
Setiap muslim wajib menunaikan zakat, mengambil hak dari sebagian hartanya yang sudah mencapai bishab dan haulnya dan diberikan kepada orang-orang yang berhak mendapatkannya. Bila tidak mengeluarkan zakat Allah akan cabut keberkahan hartanya, sehingga kekayaan yang dia miliki akan semakin menjerumuskan dalam dosa.
5. Menjaga kemaluannya (kehormatannya)
Menjaga kehormatan adalah perkara yang sangat penting sehingga menjadi salah satu ciri-ciri pewaris surga Firdaus.
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ .إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ . فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.”
Dalam ayat lain Allah berfirman
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا
“Dan janganlah kalian mendekati zina!” QS.Al-Isra’:37
Maksud ayat ini bukan zinanya boleh tapi mendekatinya saja yang dilarang. Tapi makna yang benar dari ayat itu adalah perkara yang mendekati zina itu dilarang bahkan diharamkan oleh Allah apalagi perbuatan zinanya. Jadi orang yang benar-benar beriman kepada Allah akan selalu berusaha menjahui perzinaan.
6. Menjaga dan menunaikan janji dan amanahnya
Menjadi seorang muslim yang amanah sudah pasti menjadi ciri-ciri pewaris surga Firdaus. sebab orang suka mengingkari janji adalah ciri orang munafiq
وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”
Manusia selalu akan mendapat amanah dan selalu berjanji, setiap amanah dan janji wajib ditunaikan. ketika kita akan lahir di dunia Allah telah menjanji kita semua dangan pertanyaan “Bukankah Aku adalah tuhan kalian” kita semua menjawab “Iya, dan kami bersaksi” percakapan itu adalah jadi kita kepada Allah.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhan kalian?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.”(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kalian tidak mengatakan,” QS. Al-A’raf:172
Setelah manusia terlahir maka setiap jiwa akan mengemban amanah yaitu beribadah kepada Allah sebagaiman firman-Nya
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” QS. Adz Dzariyat: 56
Amanah dan janji di atas adalah antara manusia denga Allah dan itu wajib kita tunaikan semasa hidup di dunia ini. Adapun janji-janji dan amanah lain antar manusia juga wajib kita tunaikan karena hukum janji dan amanah tetap sama walaupun beda objeknya. Wallahu A’lam
Itulan 6 ciri-ciri pewaris surga Firdaus mulia, surga para Nabi dan Rasul, surga yang banyak diidamkan oleh seluruh umat Islam.
Tinggalkan komentar