Al-Baqarah Ayat 26 : Terjemah dan Tafsirnya

by

El Nino

Tafsir Al-Baqarah Ayat 26

Assalamulaikum warahmatullahi wabarakatu sobat Muslim di manapun kalian berada. Kita lanjutkan kajian Tafsir surat Al-Baqarah ayat 26 yang akan membahas tentang Kebenaran yang datang dari Allah wajib kita yakini.

Pada ayat 25 Allah telah menceritakan kabar gembira untuk orang beriman berupa surga dan kenikmatan di dalamnya. Sekarang Allah ingin menegaskan bahwa setiap kabar atau apapun yang dicertakan dalam Al-Qur’an, semuanya benar. Umat Islam wajib mengimaninya karena itu adalah kalam Allah, walaupun itu permisalan kecil seperti nyamuk atau lebih rendah darinya.

Pada ayat 26 Al-Baqarah juga menceritakan perbedaan respon orang beriman dan orang kafir terhadap berita dari Allah. Jika orang beriman mereka langsung beriman tanpa syarat, sedangkan orang kafir mereka menolak dan mempertanyakan kebenarannya.

Table of Contents

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 25

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسْتَحْىِۦٓ أَن يَضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِۦ كَثِيرًا وَيَهْدِى بِهِۦ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا ٱلْفَٰسِقِينَ

Innallāha lā yastaḥyī ay yaḍriba maṡalam mā ba’ụḍatan fa mā fauqahā, fa ammallażīna āmanụ fa ya’lamụna annahul-ḥaqqu mir rabbihim, wa ammallażīna kafarụ fa yaqụlụna māżā arādallāhu bihāżā maṡalā, yuḍillu bihī kaṡīraw wa yahdī bihī kaṡīrā, wa mā yuḍillu bihī illal-fāsiqīn

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Allah menyesatkan banya orang dengan permisalan ini dan juga memberi petunjuk banyak orang dengan permisalan ini juga. Tidaklah Allah menyesatkan dengan permisalan ini kecuali orang fasik,” QS. Al-Baqarah: 26

Makna Kata

لَا يَسْتَحْىِۦٓ : Tidak segan, Allah tidak malu memberikan permisalan suatu yang kecil serti nyamuk atau lebih kecil dari itu (sayap nyamuk).

فَمَا فَوْقَهَا: Atau yang lebih rendah dari itu, Maksudnya permisalan yang lebih kecil dari itu. Walaupun ada perbedaan pendapat makna, ada yang mengartikan lebih besar dan ada juga yang mengartikan lebih rendah sebagaimana yang banyak ulama tafsir menjelaskannya.

وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا ٱلْفَٰسِقِينَ: Tidaklah Allah menyesatkan dengan permisalan ini kecuali orang fasik, Allah hanya akan menyesatkan orang yang fasik (orang yang tidak mau taat kepada Allah).

Sababun Nuzul

Sababun Nuzul ayat ini dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan ada 3 yaitu:

  1. Ketika turun surat Al-Baqarah ayat 17 tentang permisalan orang munafik yang menyalakan api. Maka orang-orang munafik berkata “Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung untuk membuat perumpamaan-perumpamaan ini”.
  2. Dalam riwayat lain menjelaskan ketika Allah memberi perumpamaan tentang laba-laba dan lalat. Maka orang-orang musyrik mengejek, “apa hubungannya laba-laba dan lalat disebutkan?”
  3. Ketika Allah menyebutkan mengenai lalat dan laba-laba dalam kitab-Nya, maka orang-orang sesat menentang, “apa yang Allah maksudkan menyebutkan hal ini?”

Tafsir

Abu Ja’far Ar-Razi meriwayatkan dari Ar-Rabi’ Ibnu Anas, Al-Baqarah ayat 26 ini adalah permisalan kehidupan dunia. Nyamuk akan hidup selagi dalam keadaan lapar, namun ketika kenyang (gemuk) dia akan mati. Seperti kehidupan dunia, ketika harta dunia sudah melimpah dan melalaikan manusia dari ingat kepada Allah, maka turunlah adzab membinasakan mereka.

فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَٰبَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُوا۟ بِمَآ أُوتُوٓا۟ أَخَذْنَٰهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” Al-An’am: 44

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَسْتَحْىِۦٓ أَن يَضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا

“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu.”

Allah tidak segan atau malu ketika memberikan permisalan untuk hamba-Nya supaya paham dan memilih jalan yang lurus, walaupun terkadang permisalan itu adalah hal yang sepele seperti nyamuk atau bahkah lebih rendah dari itu. Tapi selagi itu adalah kebenaran maka orang beriman harus menerima dan mengimaninya. Ini mengajarkan kita untuk berani menyampaikan kebenaran walaupun itu hal-hal yang kecil.

Ada yang menarik kaitannya dangan Nyamuk dan permisalan dunia dari Hadits Nabi Muhammad saw

Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi ra, Rasulullah saw bersabda,

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)

Hadits ini menjelaskan bahwa dunia (harta dan kesenangannya) tidak lebih mahal daripada sayap nyamuk di hadapan Allah. Andai kata dunia sebanding dengan harga sayap nyamuk maka Allah tidak akan memberi seteguk air minum untuk orang kafir, karena Allah tidak mencintai mereka. Yang Allah beri minum hanyalah orang-orang beriman karena cinta-Nya kepada mereka.

فَأَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَيَقُولُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا

“Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”

Perbedaan respon orang beriman dan orang kafir terhadap kebenaran yang datang dari Allah. Orang bermina langsung menerima dan beriman sedangkan orang kafir mencemooh dan membantah kebenaran tersebut.

Semua berita yang Allah sampaikan dalam Al-Qur’an atau melalui sabda Rasulullah saw pasti benar walaupun pembuktiannya butuh waktu yang panjang. Contohnya hadits berikut:

Dari Abdullah bin Bisyr Al Ghonawi, ia berkata: Bapakku telah menceritakan kepadaku: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:

لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ

Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu“. HR. Bukhori dalam Tarikh Shoghir hal. 139

Pembuktian hadits ini butuh waktu sekitar 800 tahun lebih setelah beliau wafat, tapi umat Islam kala itu selalu yakin dengan hadits tersebut walaupun belum terwujud. Keyakinan mereka tiada lain karena kekuatan iman kepada Allah dan Rasulullah.

يُضِلُّ بِهِۦ كَثِيرًا وَيَهْدِى بِهِۦ كَثِيرًا

“Allah menyesatkan banya orang dengan permisalan ini dan juga memberi petunjuk banyak orang dengan permisalan ini juga.”

Allah telah banyak memberikan perumpamaan atau permisalan dalam Al-Qur’an supaya manusia dapat memahami isinya. Dari permisalan-permisalan itu banyak orang yang bertambah imannya dan ada banyak juga orang yang semakin tersesat, seperti orang munafik dan orang kafir.

وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِّنْهُم مَّآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ طُغْيَٰنًا وَكُفْرًا

“Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka.” QS. Al-Ma’idah: 68

Kenapa orang kafir dan orang munafik tidak bertambah iman setelah mendapat petunjuk dari Allah. Jawabannya ada dalam surat Al-Baqarah ayat 7, Allah telah tutup hati,mata dan telinga dari menerima kebenaran.

خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ ۖ وَعَلَىٰٓ أَبْصَٰرِهِمْ غِشَٰوَةٌ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS. Al-Baqarah: 7)

وَمَا يُضِلُّ بِهِۦٓ إِلَّا ٱلْفَٰسِقِينَ

“Tidaklah Allah menyesatkan dengan permisalan ini kecuali orang fasik,”

Penutup ayat 26 Al-Baqarah ini menjawab pertanyaan, kenapa Allah menutup hati, mata dan telinga orang kafir/munafik dari kebenaran. Sudah pasti itu karena kesalah mereka sendiri yang tidak mau taat kepada Allah. Seperti Iblis yang dulu taat kepada Allah kemudia membelot karena sombong, maka ditutup hatinya dan menjadi kufur sampai kiamat.

Hikmah Al-Baqarah Ayat 26

Berikut poin-poin hikmah singkat dari Surat Al-Baqarah ayat 26:

  1. Dunia seperti nyamuk: Kehidupan dunia fana; melalaikan Allah membawa kehancuran.
  2. Nilai dunia rendah: Dunia tidak lebih bernilai dari sayap nyamuk di sisi Allah.
  3. Kebenaran sederhana: Allah menggunakan perumpamaan kecil untuk mengajarkan kebenaran.
  4. Respons iman vs kufur: Orang beriman menerima kebenaran, orang kafir menolak.
  5. Perumpamaan sebagai ujian: Membimbing yang beriman, menyesatkan yang fasik.
  6. Lalai membawa adzab: Melupakan Allah berujung kehancuran tiba-tiba.
  7. Keimanan teguh: Orang beriman percaya pada janji Allah, meski butuh waktu.
  8. Fasik tersesat sendiri: Kesesatan terjadi karena kesalahan mereka sendiri.
  9. Hati tertutup: Allah menutup hati orang yang terus-menerus berpaling.
  10. Kesombongan berbahaya: Seperti Iblis, sombong membawa kehancuran.

Intinya, ayat ini mengingatkan untuk menjauhi kelalaian, menerima kebenaran, dan menjauhi kesombongan.

Share it:

Tags

El Nino

Pengajar pesantren tinggal di Kediri. Dilahirkan di dunia pada 17 Desember 1991. Riwayat pendidikan sudah 17 tahun hidup di pesantren menjadi santri dan pengurus. Tujuan mendirikan web mengajiislam.com untuk menjadi sarana berbagi ilmu yang telah saya pelajari di pondok dan menambah seduluran.

Related Post

Tinggalkan komentar