Konsep Ummatan Wasathan memiliki posisi yang sangat penting dalam Islam sebagai landasan bagi umat untuk menjalankan kehidupan yang adil. Istilah ini menunjukkan identitas umat Islam sebagai komunitas yang lurus, tidak condong kepada kesesatan atau kerusakan akidah. Dalam Al-Baqarah ayat 143, Allah SWT menetapkan umat Islam sebagai Ummatan Wasathan, yang berarti umat yang lurus dan akan menjadi saksi atas manusia lainnya. Makna dan konsep Ummatan Wasathan ini menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menghadapi tantangan dunia modern dengan sikap istiqamah dalam ketaatan kepada Allah..
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَٰكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Wa każālika ja’alnākum ummataw wasaṭal litakụnụ syuhadā`a ‘alan-nāsi wa yakụnar-rasụlu ‘alaikum syahīdā,
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” QS. Al-Baqarah: 143
Table of Contents
Makna Ummatan Wasathan
Dalam kitab tafsir Ibnu Katsir jilid I halaman 454 (Makatabah Syamilah) makna ummatan wasathan adalah sebaik-baik umat, umat pilihan atau umat paling mulia. Sebagaimana dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa shalat ashar adalah shalat yang paling utama.
حَٰفِظُوا۟ عَلَى ٱلصَّلَوَٰتِ وَٱلصَّلَوٰةِ ٱلْوُسْطَىٰ وَقُومُوا۟ لِلَّهِ قَٰنِتِينَ
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” QS. Al-Baqarah: 238
Umat Nabi Muhammad ﷺ menjadi umat terbaik karena memiliki syariat yang sempurna, tuntunan yang lurus, dan manhaj yang paling jelas. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi:
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” QS. Al-Hajj: 78
Dalam ayat lain menjelaskan bahwa umat Muhammad ﷺ menjadi umat terbaik karena mau menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” QS. Ali Imran: 110
Prof. Wahbah Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al-Munir: “Kata wasath berarti pertengahan suatu benda atau pusat lingkaran. Kata ini menjadi kiasan untuk sifat-sifat terpuji, karena setiap sifat terpuji, seperti keberanian, berada di tengah antara dua ujung ekstrem, yaitu berlebihan (ifrath) dan kekurangan (tafrith). Keutamaan itu berada di tengah. Jadi makna wasath dalam ayat ini adalah orang-orang pilihan yang adil, yang menggabungkan antara ilmu dan amal.
Baca juga artikel tentang: Tafsir Al-Baqarah 34
Benarkah Al-Baqarah 143 adalah Konsep Islam Moderat?
Sebelum mengaitkan Al-Baqarah 143 dengan konsep Islam moderat, kita bahas dulu apa itu Islam moderat? Supaya kita bisa mengambil kesimpulan yang tepat.
Mengutip dari artikel website UIN Malang karya DR. HM. Zainuddin. MA mengatakan Islam moderat adalah Islam humanis yang dapat mengayomi semua, dari berbagai lapisan sosial baik etnis maupun agama.
Jika Islam moderat menitikberatkan pada sikap toleran dan tidak ekstrem, maka QS. Al-Mumtahanah ayat 8 lebih cocok untuk konsep tersebut.
لَّا يَنْهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمْ يُقَٰتِلُوكُمْ فِى ٱلدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا۟ إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُقْسِطِينَ
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” QS. Al-Mumtahanah: 8
Adapun QS. Al-Baqarah ayat 143 merupakan perintah kepada umat Islam agar tetap tegak lurus dalam ajaran Islam serta adil dalam menempatkan diri di bumi Allah sebagai hamba yang selalu tunduk dan patuh kepada-Nya. Yang nanti di akhirat akan Allah muliakan dan menjadi saksi kebenaran Islam.
Kesimpulan
Makna Ummatan Wasathan dalam QS. Al-Baqarah: 143 adalah umat yang adil, lurus, dan pilihan, yang berfungsi sebagai saksi atas manusia lainnya. Berbagai ulama tafsir, termasuk Ibnu Katsir dan Prof. Wahbah Zuhaili, menegaskan bahwa “wasath” berarti posisi tengah yang mencerminkan sifat-sifat terpuji, keseimbangan antara ilmu dan amal.
Meskipun Al-Baqarah: 143 sering dikaitkan dengan konsep Islam moderat, ayat ini lebih menekankan pada keadilan dan keteguhan dalam mengikuti ajaran Islam secara utuh. Islam moderat yang mengutamakan toleransi lebih relevan dengan ayat lain seperti QS. Al-Mumtahanah: 8. Oleh karena itu, QS. Al-Baqarah: 143 menegaskan identitas umat Islam sebagai umat terbaik yang memiliki tanggung jawab besar dalam menegakkan kebenaran dan menjadi teladan bagi seluruh manusia.
Tinggalkan komentar