La Ilaha Anta Subhanaka Inni Kuntu Minadz Dzolimin

by

El Nino

La ilaha anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin

Mengaji Islam – La ilaha anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin, merupakan salah satu dzikir yang Rasul saw ajarkan kepada kita. Ternyata ada keutamaan yang besar kerika kita merutinkan dzikir tersebut dalam keseharian kita.

Dalam artikel ini admin akan mebahas detail tentang kapan waktu yang utama membaca “La ilaha anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin“. Serta apa fadhilah utama dari membacanya, sesuai dalil yang shahih dari Rasulullah saw.

Dalil Dzikir La ilaha anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin

Allah berfirman dalam surat Al-Anbiya’

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ (87) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ (88)

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Nabi Yunus as), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan memberinya kesulitan, maka ia menyeru dalam kegelapan (di dalam perut ikan paus): La ilaha anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin “Bahwa tiada sesembahan selain Engkau. Maha suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiya’: 87-88)

Ayat ini mengisahkan bahwa Nabi Nuh as marah terhadap kaumnya yang tidak mau beriman kepada Allah. Lantas beliau berniat untuk meninggalkan kaumnya, padahal Allah belum memberikan perintah untuk pergi.

Ketika beliau menyangkan Allah ridho atas kepergiannya, ternyata Allah menegurnya dengan mengirim ikan paus untuk menelan beliau ketika di tengah lautan. di dalam perut ikan itulah beliau mengakui kesalahan dan meminta ampun kepada Allah dengan dzikir tersebut.

Lantas Allah memaafkan beliau dan menyelamatkannya, kemudian Allah mengembalikan beliau kepada kamunya yang saat itu sudah mau beriman kepada Allah.

Ulama mengambil ibrah dari kisah Nabi Yunus as dan dzikirinya, bahwa barang siapa yang melantunkan dzikir “La ilaha anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin” dengan penuh keimanan dan harapan kepada Allah. Maka Allah akan mengabulkan hajatnya serta mengampuni dosanya.

Baca juga artikel : Dosa menghalangi rezeki

Kapan Dzikir ini Dibaca

Setiap manusia itu adalah makhluk yang suka berbuat salah secara sadar ataupun tidak. Maka Rasulullah saw mencontohkan untuk terus beristighfar setiap hari lebih dari 70 kali atau 100 kali.

Rasulullah saw bersabda:

وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)

Rasulullah saw juga bersabda,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Dari dua hadits di atas menggambarkan bahwa sekelas Nabi Muhammad saw, manusia terbaik dan tidak pernah berbuat dosa tetap beristighfar minta ampun kepada Allah 70 hingga 100 kali dalam sehari. Nah apalagi kita yang kualitas iman sangat tipis dan mudah terjerumus dalam dosa. Justru harunya lebih banyak beristighfar kepada Allah.

Nah terkait dzikir “La ilaha anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin” kapan dan berapa sebaiknya diucapkan? Maka jawabannya adalah sebanyak-banyaknya minimal 100 kali dalam sehari. Sebab dzikir tersebut juga bermankan istighfar dan bertobat kepada Allah atas kesalahan kita. Semoga dengan membaca dzikir ini Allah mengampuni dosa kita serta memperbaiki kehidupan kita juga.

Keutamaannya

Allah akan mengabulkan hajat dan mempermudah segala urusannya. Hal ini seperti yang telah Rasulullah sabdakan dalam haditsnya:

دَعْوَةُ ذِى النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِى بَطْنِ الْحُوتِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ

“Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: La ilaha anta subhanaka inni kuntu minadz dzolimin (Bahwa tiada sesembahan selain Engkau. Maha suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 3505.)

Share it:

Tags

El Nino

Pengajar pesantren tinggal di Kediri. Dilahirkan di dunia pada 17 Desember 1991. Riwayat pendidikan sudah 17 tahun hidup di pesantren menjadi santri dan pengurus. Tujuan mendirikan web mengajiislam.com untuk menjadi sarana berbagi ilmu yang telah saya pelajari di pondok dan menambah seduluran.

Related Post

Tinggalkan komentar