Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, kira-kira tahun 2009 ada kejadian yang begitu berkesan hingga saat ini. Saat para santri menunggu pembagian makan malam, tiba-tiba seorang ustadz mengajak sebagian santri kelas Takhashush untuk amal sholeh (kerja bakti) untuk melanjutkan pembangunan masjid. Beberapa teman yang sudah selesai makan segera bergegas berangkat memenuhi panggilan Jihad itu. Walaupun belum makan karena tak mau ketinggalan berjuang di jalan Allah, aku pun juga ikut bergegas menyusul teman-teman yang sudah berangkat di medan Jihad.
Aku mendapat tugas untuk mengeram (membuat kerangka besi untuk tulang tiang yang akan di cor). Alhamdulillah di tengah-tengah asik beramal sholeh, perut yang kosong ini tidak berisik merengek minta makan. Dzikir, canda dan tawa menjadi back sound adegan Jihad kami menaklukkan besi-besi menjadi tiang yang siap dipasang di masjid. mbah Bin seorang laki-laki tua yang menjadi komandan dengan gagah berani memberikan ilmu dan trik-trik menjadi prajurit (tukang) yang benar. Jazakumullah khairan, terimakasih atas ilmunya mbah.
Satu jam. dua jam, tiga jam tak terasa telah kami lewati. Akhirnya tugas pun selesai dan akan dilanjutkan besok pagi. Sekarang santri dipersilahkan untuk istirahat kembali ke pondok. Tiba-tiba perut ini baru mengeluarkan tangisan laparnya. Aku pun bergegas kembali ke kamar untuk menghabisi jatah makan malamku. Setiba di kamar ternyata nampan-nampan sudah tertata rapi dan bersih di rak. Ku layangkan pandang ke sudut-sudut ruang mungkin ada sepiring makan malam yang disisakan untuk santri yang kelaparan ini. Ternyata tidak ada sama sekali semua sudah dibersihkan oleh teman-teman, mungkin karena mereka menduga aku sudah selesai makan.
Bisikan setan mulai mencolek-colek hati ini. Marah dan terlintas niatan untuk mencuri cabai tetangga pondok. Perang ke dua dimulai antara hawa nafsu bisikan setan dan diriku yang menolak dosa. Karena iman yang lemah, tekat untuk mencuri pun sudah bulat. Malam sudah tambah larut dan sepi, kaki ini melangkah keluar pondok menuju kebun tetangga. Tapi di depan gerbang penjara suci itu ada teman yang menyusul di belakangku, dia adalah kakak kelas ku dan terkenal alim dan tegas melawan kemungkaran. Niat jahatku menciut dan kaki ini tak jadi melangkah ke kebut tapi, ku lanjutkan menuju masjid tempat kami beramal sholeh.
Ternyata Allah punya rencana lain yang lebih baik buat hamba-Nya. Ketika aku masuk ruang istirahat teman-teman yang menjaga masjid, teman langsung mempersilakan masuk dan mereka menawarkan makanan. Tanpa sungkan dan pikir panjang aku ambil beberapa butir kleyem (makan terbuat dari singkong giling yang digoreng). Alhamdulillah lambungku sudah tak menangis lagi, terganjal dengan snack sederhana rasa surga (hehehe). Kenapa aku sebut rasa surga, karena itu adalah pemberian Allah dan menghalangiku untuk mencuri yang akan menyeretku ke neraka.
Okay sahabat Mengaji Islam kisah ini nyata dan pengalaman pribadi. Point dari kisah ini adalah : Allah sangat sayang kepada hamba-Nya, Allah selalu melindungi dari dosa-dosa yang akan dilakukan oleh hamba dengan cara-cara yang tak kita sadari. Ia pun selalu mempunyai rencana yang terbaik untuk manusia. Jangan pernah berburuk sangka kepada-Nya dan istiqomahlah mengejar kasih dan cinta-Nya. Kita akan mendapat kemudahan di dunia hingga akhirat.
Maasyaalloh ….Allohuakbar. Hasbiyalloh wa ni'mal wakiil ni'mal maulaa wa ni'man nashir 😊💪
Alhamdulillah bermanfaat