Al-Baqarah Ayat 42: Terjemah dan Tafsirnya

Tafsir QS. Al-Baqarah Ayat 42

Alhamdulillah sobat Muslim di mana pun kalian berada, masih semangat belajar Al-Qur’an? Semoga kita selalu berada dalam rahmat Allah dan terus semangat belajar agama untuk bekal akhirat nanti. Baik, kita lanjutkan membahas tafsir surah Al-Baqarah ayat 42, yang membahas larangan untuk mencampur kebenaran dengan kebatilan.

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 42

وَلَا تَلْبِسُوا۟ ٱلْحَقَّ بِٱلْبَٰطِلِ وَتَكْتُمُوا۟ ٱلْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

Wa lā talbisul-ḥaqqa bil-bāṭili wa taktumul-ḥaqqa wa antum ta’lamụn

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” QS. Al-Baqarah: 42

Makna Kata

وَلَا تَلْبِسُوا۟ ٱلْحَقَّ بِٱلْبَٰطِلِ: Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil. Larangan kepada Bani Isra’il mencampur adukkan kebenaran yang datang dari Allah dengan kebatilan yang mereka buat-buat sendiri. Seperti menuhankan para rahib dan meninggalkan ajaran kitab mereka.

وَتَكْتُمُوا۟ ٱلْحَقَّ: janganlah kamu sembunyikan yang hak itu. Allah melarang Bani Isra’il menutupi kebenaran yang telah mereka ketahui. Yaitu kenabian Muhammad saw yang membawa Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi mereka.

Tafsir

Bani Isra’il suka membuat ajaran baru yang menyelisihi aturan Allah yang mereka klaim bahwa itu adalah ajaran yang benar, seperti contoh berikut ini:

1. Menulis ayat palsu 

فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ يَكْتُبُوْنَ الْكِتٰبَ بِاَيْدِيْهِمْ ثُمَّ يَقُوْلُوْنَ هٰذَا مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ لِيَشْتَرُوْا بِهٖ  ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗفَوَيْلٌ لَّهُمْ مِّمَّا كَتَبَتْ اَيْدِيْهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُمْ

مِّمَّا يَكْسِبُوْن

“Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.” QS. Al Baqarah: 79

2. Melanggar perjanjian, mengubah ayat dan melupakan peringatan

فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثَٰقَهُمْ لَعَنَّٰهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَٰسِيَةً ۖ يُحَرِّفُونَ ٱلْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِۦ ۙ وَنَسُوا۟ حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦ

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya,” QS. Al-Ma’idah: 13

3. Menuhankan para rahib, pendeta dan Nabi Isa as.

ٱتَّخَذُوٓا۟ أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَٰنَهُمْ أَرْبَابًا مِّن دُونِ ٱللَّهِ وَٱلْمَسِيحَ ٱبْنَ مَرْيَمَ وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوٓا۟ إِلَٰهًا وَٰحِدًا

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa,” QS. At-Taubah: 31

Maka Allah memperingatkan mereka (Bani Isra’il) untuk berhenti dari mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan. Karena jika mereka masih melakukan hal itu, maka mereka akan terlena dengan kebatilan dan melupakan kebenaran.

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟ ثُمَّ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟ ثُمَّ ٱزْدَادُوا۟ كُفْرًا لَّمْ يَكُنِ ٱللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلًۢا

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” QS. An-Nisa’: 137

Wa taktumul-ḥaqqa wa antum ta’lamụn

وَتَكْتُمُوا۟ ٱلْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

“janganlah kamu sembunyikan yang hak itu.”

Seperti yang telah admin bahas pada tafsir surat Al-Baqarah ayat 41 bahwa Bani Isra’il harus mengakui dan beriman dengan kenabian Muhammad saw yang telah Allah jelaskan dalam kitab mereka. Maka kebenaran tersebut tidak boleh mereka tutupi dan harus disampaikan kepada umat mereka.

Jika mereka mau melaksanakan perintah Allah, berpegang teguh dalam kebenaran dan tidak mencampurnya dengan kebatilan. Serta mereka mau beriman kepada Nabi Muhammad saw dan menjadi seorang Muslim, Allah akan berikan keberkahan untuk mereka di dunia dan akhirat.

Hikmah Surah Al-Baqarah Ayat 42

Berikut adalah poin-poin hikmah singkat yang bisa kita ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari dari Surah Al-Baqarah ayat 42:

  1. Jujur dalam menyampaikan kebenaran: Jangan sembunyikan kebenaran yang kita tahu, meski tidak populer atau sulit disampaikan. Jujur adalah bagian dari amanah seorang Muslim.
  2. Hindari mencampur aduk kebenaran dan kebatilan: Jangan menggunakan dalil atau ajaran agama untuk pembenaran hawa nafsu atau kepentingan pribadi.
  3. Kritis terhadap informasi keagamaan: Selalu pastikan ajaran yang kita terima atau sebarkan sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah, bukan hasil manipulasi atau tradisi yang menyimpang.
  4. Berani meluruskan kesalahan meski kecil: Dalam keluarga, tempat kerja, atau lingkungan, tetap tegakkan kebenaran secara bijak tanpa memaksakan.
  5. Tidak menutup-nutupi petunjuk Allah: Jika kita tahu sesuatu yang benar dari Al-Qur’an dan Hadits, jangan abaikan. Praktikkan meski pelan-pelan.
  6. Menjaga kemurnian niat saat berdakwah atau menyampaikan ilmu: Jangan sampaikan kebenaran untuk sekadar pujian, tapi demi ridha Allah.
  7. Tidak membuat-buat hukum agama tanpa dasar: Hindari menyebarkan fatwa atau pendapat pribadi tanpa ilmu. Lebih baik diam daripada menyimpang.
  8. Belajar agama dari sumber yang benar: Pilih guru dan referensi yang jelas sanad dan pemahamannya, agar tidak ikut-ikutan seperti Bani Isra’il yang memalsukan isi kitab.
  9. Menghormati kebenaran meski datang dari orang yang kita tidak suka: Jangan tolak kebenaran hanya karena yang menyampaikan bukan dari golongan kita.
  10. Selalu evaluasi iman dan amalan: Jangan jadi seperti orang yang “beriman lalu kafir, lalu beriman lagi lalu kafir lagi”. Iman harus dijaga secara konsisten.

Share it:

Tags

El Nino

Pengajar pesantren tinggal di Kediri. Dilahirkan di dunia pada 17 Desember 1991. Riwayat pendidikan sudah 17 tahun hidup di pesantren menjadi santri dan pengurus. Tujuan mendirikan web mengajiislam.com untuk menjadi sarana berbagi ilmu yang telah saya pelajari di pondok dan menambah seduluran.

Related Post

Tinggalkan komentar