Mengaji Islam – Allah telah berfirman dalam surat At-Tin ayat 4 “laqod kholaqnal insaana fii ahsani taqwim”. Tapi kenapa di dunia ini masih ada manusia yang terlahir dengan kekurangan fisik? Lantas seperti apa penjelasa ayat 4 surat At-Tin tersebut?
Table of Contents
Makna Laqod Kholaqnal Insaana Fii Ahsani Taqwim
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” QS. At-Tin: 4
Baca artikel : makna wala taiasu minrauhillah
Cara Memahami Surat At-Tin Ayat 4
Pertama kita harus tahu bahwa para ulama sepakat bahwa untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an harus merujuk kepada kitab-kitab tafsir. Tidak cukup hanya melihat terjemahan lalu kita mengambil pemahaman atau kesimpulan dari pemikiran kita.
Rasulullah saw bersabda dalam suatu riwayat mengenai hal ini: barangsiapa yang berkata tentang Al Qur’an tanpa ilmu maka siapkanlah tempat duduknya di neraka” (HR. At Tirmidzi 2950)
Dalam hadits lain Rasulullah saw juga berkata: “barang siapa siapa yang berkata tentang Al Qur’an sebatas dengan opininya, lalu kebetulan ia benar, maka ia tetap salah” (HR. Tirmidzi no. 2952)
Dari Dua riwayat di atas menegaskan bahwa kita tidak boleh sembarang memaknai atau mentafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an. Seorang menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapatnya sendiri kemudian tafsirnya itu benar tetap dianggap salah apalagi pemahaman tafsirnya keliru, maka neraka adalah balasan untuknya.
Baca artikel: Allah tidak mengubah nasib suatu kaum
Tafsir Ahsani Taqwim yang Benar Menurut Ahli Tafsir
Menurut para mufassir tentang tafsir dari kata Ahsani Taqwim di surat At-Tin ayat 4 ada beberapa penjelasan namun yang paling masyhur sebagaimana berikut:
Manusia diciptakan sebaik-baik bentuk: Allah ta’ala menciptakan manusia dengan bentuk yang indah dan sempurna, mulai dari ujung kepala hingga kaki. Bisa bergerak sempurna sehingga mudah melakukan aktivitas harian.
Walaupun kadang kita mendapati bentu tubuh dan warna kulit yang berbeda-beda, hal ini sudah Allah sesuaikan dengan kemaslahatan masing-masing. Jadi ukuran sebaik-baik bentuk penciptaan manusia bukan menurut sudut pandang manusia melainkan kemaslahatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan hikma dari ayat ini dengan bercerita bahwa di Negeri Sudan ada suatu daerah yang penduduknya memiliki 4 warna kulit: Putih, Coklat, Hitam dan Ungu.
Beliau menambahkan bahwa di daerah yang berkulit putih suhu cuacanya tidak begitu panas, yang berkulit coklat memiliki suhu sekitas 30 derajat, yang hitam lebih panas lagi sampai 40 derajat yang ungu suhunya sampai 50 derajat.
Dan semua itu ada hikmah dan maslahat yang Allah berikan kepada mereka. Bagi yang berkulit ungu mereka semangat bekerja, kuat karena mereka tidak khawatir kepanasan dan siap terjun ke segala medan.
Kesimpulan
jadi makna ahsani taqwim adalah bentuk penciptaan manusia yang sempurna menurut kemaslahatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Jangan lagi muncul di benak kita mempertanyakan kesempuraan ciptaan yang menurut pandangan kita tidak sempurna karena ada yang terlahir kondisi tubuhnya cacat atau sebagainya.
Tugas manusia adalah bersyukur dan selalu berhusnudzan kepada Allah. Tidak boleh mencela ciptaan Allah. Semoga artikel tentang ahsani taqwim ini menambah wawasan keilmuan kita.
Tinggalkan komentar