Mengaji Islam – Benarkah Allah tidak merubah nasib suatu kaum sebagaimana yang tertera dalam surat Ar-Ra’d ayat 11? Okay kita bahas tafsir surat Ar-Ra’d ayat 11 pada artikel ini.
Table of Contents
Tafsir Ar-Ra’d Ayat 11 : Allah Tidak Merubah Nasib Suatu Kaum
Terjemah ayat
لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” QS. Ar-Ra’d: 11
Baca juga artikel: Do’a minta rezeki supaya tidak terputus
Maksud ayat
Pertama: Setiap hari ada malaikat yang selalu bergiliran naik turun antara bumi dan langit untuk mencatat dan melaporkan amalan manusia serta menjaga manusia atas perintah Allah. Menurut hadits Nabi Muhammad saw bahwa malaikat ini bergantian di waktu shalat shubuh dan shalat ashar.
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
يتعاقبون فيكم ملائكةٌ باللَّيلِ وملائكةٌ بالنَّهارِ ويجتمعون في صلاةِ العصرِ وصلاةِ الفجرِ ، ثمَّ يعرُجُ الَّذين باتوا فيكم فيسألُهم وهو أعلمُ بهم : كيف تركتم عبادي ؟ فيقولون تركناهم وهم يُصلُّون وأتيناهم وهم يُصلُّون
“Bergantian menjaga kalian malaikat yang bertugas di malam hari dan siang hari. Dan mereka berkumpul (bertemu) pada shalat shubuh dan shalat ashar. Kemudian naiklah (ke langit) malaikat yang bersama kalian, maka Allah menanyai mereka -sebenarnya Allah lebih tahu dari mereka-. “Bagaimana kalian meninggalkan hamba-hamba-Ku? Maka para malaikat menjawab: Kami meninggalkan mereka (manusia beriman) dalam keadaan shalat dan kami mendatangi mereka juga dalam keadaan shalat.” HR. Bukhari & Muslim
Kedua: Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Maksudnya adalah Allah tidak akan merubah keadaan nikmat seorang hamba menjadi adzab, kecuali adzab itu datang karena ulah mereka sendiri. Bisa juga dimaknai bahwa Allah itu tidak akan mencabut nikmat dari hamba-Nya kecuali manusia itu yang kufur sehingga Allah mencabut nikmatnya.
Ketiga: Jika Allah telah murka kepada hamba karena kekufurannya, maka Allah akan mengirimkan adzab yang tidak bisa mereka tolak atau kabur darinya.
Baca juga artikel: Wala taiaasu min rauhillah
Konteks Allah tidak merubah nasib suatu kaum pada Ar-Ra’d: 11
Sering kali kita mendengar motivator-motivator mengutip ayat ini untuk memberi semangat kepada audiensnya untuk merubah nasib. Namun bila melihat pada penjelasan kitab-kitab tafsir, mayoritas menjelaskan konteks ayat ini adalah perubahan nikmat Allah menjadi adzab Allah, rahmat Allah menjadi murka Allah. Bukan merubah nasib dari keterpurukan menuju kesuksesan.
bisa dilihat pada ayat lain yang serupa sebagaimana berikut:
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan meubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri”. QS. Al-Anfal: 53
Apakah para motivator itu salah mengutip ayat ini? Kalau kita melihat dari kontes mayoritas keterangan kitab tafsir, maka mereka kurang tepat menempatkan ayat ini sebagai pemacu semangat merubah nasib dari terpuruk menuju sukses.
Tapi kalau kutipan ayat ini sebagai pengingat bahwa manusia harus banyak bersyukur dan tidak melanggar aturan-aturan Allah maka sangat tepat sekali. Karena jika melanggar aturan Allah maka segala nikmat yang telah mereka dapat akan hilang dan diganti dengan murka Allah.
Jadi konteks Allah tidak merubah nasib suatu kaum dalam ayat 11 surat Ar-Ra’d adalah perubahan nikmat kepada adzab bukan merubah nasib susah menjadi sukses. semoga bermanfaat dan jazakumullah khairan telah membaca artikel ini.