Mengaji Islam – Apakah semua perkataan Nabi Muhammad saw itu wahyu dengan dalil “Wama Yanthiqu Anil Hawa” QS. An-Najm: 3? Kalau semua wahyu kenapa harus ada perbedaan Al-Qur’an dan Hadits? Kita kupas tuntas di sini!
Table of Contents
Tafsir An-Najm: 3 (Wama Yanthiqu Anil Hawa)
Terjemah
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.” QS. An-Najm:3
Maksud An-Najm: 7
Mayoritas ulama tafsir menjelaskan bahwa setiap perkataan Nabi Muhammad saw tidak bedasarkan nafsu atau kehendak beliau sendiri, melainkan semua adalah wahyu dari Allah.
Tapi tidak semua ucapan Nabi Muhammad saw menjadi ayat Al-Qur’an. Karena Allah telah membedakan antara wahyu ayat Al-Qur’an dengan wahyu yang hanya menjadi ucapa beliau dan menjadi sunnah atau hadits.
Kalau wahyu ayat Al-Qur’an ada proses penyampaian dari malaikat Jibril as kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan bila wahyu yang hanya menjadi ucapa tidak mesti ada perantara malaikat Jibril as.
Baca juga artikel arti dari wala taiasu min rauhillah
Benarkah Al-Qur’an Adalah Sabda Nabi saw dengan Dalil “Wama Yanthiqu Anil Hawa”?
Akhir-akhir ini ada kehebodah di Indonesia karena viralnya video pemahaman-pemahaman syaikh Al-Zaytun Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang yang nyeleneh. Salah satu yang heboh beliau mengatakan Al-Qur’an adalah sabda Nabi Muhammad saw.
Sebenarnya permasalah ini sudah ada di zaman dulu seperti pemahaman mu’tazilah yang menyatakan bahwa Al-Qur’an itu bukan kalam Allah melainkan makhluk. Dan pemahaman itu sudah terbantahkan oleh ulama-ulama salaf seperti Imam Syafi’i dan Imam Ahmad.
Ulama Ahlu Sunnah Wal Jama’ah sepakat bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril as. Walaupun nantinya yang membacakan kepada umat Islam adalah lisan Nabi saw tapi tetap Al-Qur’an itu adalah kalam Allah dan Rasul Muhammad saw hanya penyampai/perantara.
Kalau ada orang menyangkal pendapat ini maka dia sudah keluar dari paham aqidah ulama Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Menyatakan Al-Qur’an adalah makhluq saja sudah salah apalagi mengatakannya adalah sabda Nabi Muhammad saw.
Jadi pendapat Al-Qur’an adalah perkataan Muhammad saw dengan dalil “Wama Yanthiqu Anil Hawa”, sangat tidak sesuai dengan 4 madzhab Ahlu sunnah Wal Jama’ah (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali).