Jangan Asal! Ini Tata Cara Shalat Hajat yang Sesuai Tuntunan Nabi

Tata Cara Shalat Hajat

Tata Cara Shalat Hajat Sesuai Ajaran Nabi Muhammad saw. Dalam kehidupan, manusia kerap kali menghadapi berbagai persoalan dan kebutuhan. Ketika segala ikhtiar lahir telah dilakukan namun belum membuahkan hasil, saat itulah ikhtiar batin menjadi penopang utama. Salah satu bentuk ikhtiar batin yang Islam ajarkan adalah shalat hajat.

Shalat hajat merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam rangka memohon terpenuhinya kebutuhan atau hajat tertentu. Namun, agar ibadah ini bernilai dan diterima, kamu perlu memahami bahwa ada tata cara shalat hajat yang harus dijalankan sesuai tuntunan Rasulullah saw.

Pengertian Shalat Hajat

Shalat hajat adalah salah satu shalat yang dilakukan oleh seorang Muslim ketika memiliki keperluan atau keinginan tertentu. Dia melaksanakan shalat ini seraya memohon pertolongan Allah supaya terkabulkan hajatnya. Keinginan atau keperluan tidak hanya urusan akhirat, tapi urusan duniawi pun setiap Muslim boleh memohon kepada Allah dengan cara shalat hajat.

Dalil hadits shalat hajat

أَنَّ رَجُلاً ضَرِيرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ فَقَالَ: ادْعُ اللهَ لِي أَنْ يُعَافِيَنِي. فَقَالَ: إِنْ شِئْتَ أَخَّرْتُ لَكَ وَهُوَ خَيْرٌ وَإِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ. فَقَالَ: ادْعُهْ. فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوءَهُ وَيُصَلِّىَ رَكْعَتَيْنِ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ. يَا مُحَمَّدُ، إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى. اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ

“Seorang buta datang kepada Nabi lalu mengatakan, “Berdoalah engkau kepada Allah untukku agar menyembuhkanku.” Beliau saw berkata, “Apabila engkau mau, aku akan menundanya untukmu (di akhirat) dan itu lebih baik. Namun, apabila engkau mau, aku akan mendo’akanmu.” Orang itu pun mengatakan, “Do’akanlah.” Nabi saw lalu menyuruhnya untuk berwudhu dan menyempurnakan wudhunya serta shalat dua rakaat kemudian berdoa dengan doa ini, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.” HR. Ibnu Majah no. 1385 dan Tirmidzi no. 3578.

مَنْ كَانَتْ لَهُ إِلَى اللهِ حَاجَةٌ أَوْ إِلَى أَحَدٍ مِنْ بَنِي آدَمَ فَلْيَتَوَضَّأْ وَلْيُحْسِنِ الْوُضُوءَ ثُمَّ لْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ لْيُثْنِ عَلَى اللهِ وَلْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ ثُمَّ لْيَقُلْ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لاَ تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

“Barang siapa yang mempunyai kebutuhan kepada Allah atau kepada seseorang dari bani Adam, maka berwudhulah dan perbaikilah wudhunya kemudian shalatlah dua raka’at. Lalu hendaklah ia memuji Allah Ta’ala dan bershalawat kepada Nabi saw, dan mengucapkan (do’a), ‘Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Penyantun dan Mahamulia, Mahasuci Allah Rabb Arsy yang agung, segala puji milik Allah Pemelihara alam, aku memohon kepada-Mu hal-hal yang menyebabkan datangnya rahmat-Mu, dan yang menyebabkan ampunan-Mu serta keuntungan dari tiap kebaikan dan keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau tinggalkan pada diriku dosa kecuali Engkau ampuni, keinginan melainkan Engkau berikan jalan keluarnya, tidak pula suatu kebutuhan melainkan Engkau penuhi, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang’.” HR. Tirmidzi no. 479 dan Ibnu Majah no. 1384.

Waktu Shalat Hajat

Para ulama sepakat bahwa tidak ada waktu khusus untuk melaksanakan shalat hajar. Hanya saja tidak boleh melaksanakannya di waktu-waktu terlarang. Seperti, setelah shalat shubuh hingga terbit fajar, ketika matahari tepat di atas kepala dan setelah shalat ashar.

Para ulama menganjurkan pelaksanaan shalat hajat di waktu-waktu yang mustajabah, supaya lebih afdhol. Seperti, sepertiga malam terakhir, antara adzan dan iqomah, setelah shalat fardhu dan di hari jumat yang penuh berkah.

Baca juga artikel tentang: Tempat Mustajab untuk Berdoa

Tata Cara Shalat Hajat

Shalat hajat pada umumnya dikerjakan sebanyak dua rakaat. Berikut ini tata cara pelaksanaannya secara ringkas:

Rakaat Pertama:

  1. Niat dalam hati
  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca surah Al-Fatihah
  4. Membaca surah pendek (disunnahkan membaca surah Al-Kafirun)
  5. Rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua

Rakaat Kedua:

  1. Berdiri dan membaca Al-Fatihah
  2. Membaca surah pendek (disunnahkan membaca surah Al-Ikhlas)
  3. Rukuk, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua
  4. Tasyahhud akhir
  5. Salam

Setelah selesai melaksanakan shalat, barulah berdoa secara khusus untuk menyampaikan keinginan atau keperluannya kepada Allah.

Kesalahan Umum dalam Pelaksanaan Shalat Hajat

Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan dalam pelaksanaan shalat hajat antara lain:

  1. Menganggap shalat hajat sebagai sarana instan tanpa ikhtiar nyata.
  2. Tidak memahami niat dan tata cara yang benar.
  3. Berdoa secara asal-asalan tanpa kekhusyukan “Tidak memiliki keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doa”

Shalat hajat bukanlah sekadar ritual formalitas, melainkan ibadah yang memerlukan kesungguhan dan penghayatan.

Doa Shalat Hajat

Untuk doa anda bisa menggunakan sesuai hadits di atas dan menambahkan permintaan sesuai keinginan dan kebutuhan secara spesifik.

Doa I

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ. يَا مُحَمَّدُ، إِنِّي قَدْ تَوَجَّهْتُ بِكَ إِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى. اللَّهُمَّ فَشَفِّعْهُ فِيَّ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan Muhammad Nabiyyurrahmah. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku menghadap kepada Rabbku denganmu dalam kebutuhanku ini agar ditunaikan. Ya Allah, terimalah syafa’atnya untukku.”

Doa II

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، لاَ تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلاَّ قَضَيْتَهَا، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

“Tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Penyantun dan Mahamulia, Mahasuci Allah Rabb Arsy yang agung, segala puji milik Allah Pemelihara alam, aku memohon kepada-Mu hal-hal yang menyebabkan datangnya rahmat-Mu, dan yang menyebabkan ampunan-Mu serta keuntungan dari tiap kebaikan dan keselamatan dari segala dosa. Janganlah Engkau tinggalkan pada diriku dosa kecuali Engkau ampuni, keinginan melainkan Engkau berikan jalan keluarnya, tidak pula suatu kebutuhan melainkan Engkau penuhi, wahai Yang Maha Penyayang di antara penyayang.”

Baca juga artikel tentang: Cara Agar Doa Cepat Terkabul

Kesimpulan

Shalat hajat merupakan salah satu amalan sunnah yang memiliki nilai spiritual tinggi dalam Islam. Dengan memahami dan menjalankan tata cara shalat hajat sesuai tuntunan Nabi Muhammad saw, diharapkan permohonan yang dipanjatkan dapat menjadi sebab turunnya pertolongan Allah.

Oleh karena itu, jangan sekadar ikut-ikutan. Pahami niatnya, laksanakan dengan benar, dan panjatkan doa dengan keyakinan. Semoga Allah mengabulkan segala hajat baik yang kita panjatkan, aamiin.

Share it:

Tags

El Nino

Pengajar pesantren tinggal di Kediri. Dilahirkan di dunia pada 17 Desember 1991. Riwayat pendidikan sudah 17 tahun hidup di pesantren menjadi santri dan pengurus. Tujuan mendirikan web mengajiislam.com untuk menjadi sarana berbagi ilmu yang telah saya pelajari di pondok dan menambah seduluran.

Related Post

Tinggalkan komentar