Cara menyampaikan dakwah yang baik – Wahai sobat muslim, perlu diketahui bahwa menyampaikan dakwah adalah tugas yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Mengapa? Karena Islam adalah agama dakwah yang mengajarkan kita untuk menyebarkan kebaikan kepada seluruh umat manusia. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan dakwah di tengah-tengah masyarakat kita.
Al-Quran pun mengungkapkan dengan jelas tentang pentingnya dakwah bagi umat Islam, dimana Allah SWT memerintahkan kita untuk menyuarakan kebaikan dan mencegah keburukan. Maka, mari bersama-sama melaksanakan kewajiban kita sebagai muslim dengan menyebarkan dakwah di mana pun kita berada.
Allah jelaskan pada surat Ali Imran ayat 104:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang berarti panggilan atau ajakan. Namun, dakwah yang baik haruslah dilakukan dengan bijak. Seorang da’i harus bersikap ramah, bijaksana, dan tidak mudah tersulut emosi. Sikap lembut dan berakhlak baik sangat penting dalam membimbing manusia ke jalan yang lebih baik. Sebagai teladan, Rasulullah memberikan tuntunan dalam sebuah riwayat untuk menunjukkan betapa pentingnya sikap bijak dalam berdakwah.
Rari Aisyah ra. Rasulullah bersabda : “sesungguhnya tidaklah lemah lembut itu ada pada sesuatu, melainkan ia akan menghiasinya(dengan kebaikan itu). Sebaliknya, jika lemah lembut itu dicabut darinya, maka ia menjadi buruk” ( HR. Bukhari)
Table of Contents
Menyampaikan Dakwah Yang Baik Yang Rasul Ajarkan
Rasulullah saw mencontohkan 3 cara dakwah yang baik kepada kita sebagaimana berikut:
Menyampaikan Dakwah Dengan Hikmah dan Kelembutan
Dalam kitab tafsirnya, Imam Ibnu Katsir mengungkapkan bahwa Abdullah bin Amr bin Ash pernah menyaksikan sendiri betapa Rasulullah SAW memiliki sikap yang tidak kasar dalam berbicara, tidak pula keras hati, serta tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Yang lebih menakjubkan lagi, beliau selalu memberi maaf tanpa ragu.
Dari Aisyah ra Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya, Allah SWT itu maha lembut dan menyukai kelembutan dalam segala hal.” HR Bukhari
Lembut dalam tutur kata dan bersikap menjadi suatu keharusan ketika berdakwah kepada masyarakat. Jadi cara menyampaikan dakwah yang baik salah satunya adalah bersikap lembut dan bertutur kata yang baik. Dengan begitu akan mudah membuka hati orang untuk menerima dakwah kita.
Baca juga artikel: Strategi dakwah di era modern
Sering Memberi Nasehat
Menyampaikan nasihat memang menjadi kewajiban bagi setiap muslim dalam berinteraksi dengan sesama muslim. Namun, tidak hanya sebatas menyampaikan nasihat, kita juga harus memperhatikan adab dan contoh dari Nabi dan para sahabatnya.
Imam Syafi’i mengungkapkan bahwa kebanyakan orang tidak nyaman menerima nasihat di hadapan banyak orang. Oleh karena itu, para ulama menekankan bahwa memberi nasihat harus dilandasi oleh adab-adab Islam yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Tak hanya itu, Imam Syafi’i pun memberikan nasihat yang indah bahwa kebenaran seringkali ditolak ketika nasihat diberikan di depan banyak orang. Janganlah kita merasa kesal jika nasihat yang kita berikan tidak didengarkan atau tidak diindahkan oleh orang lain.
Bersikap Tawassud (Adil)
Cara menyampaikan dakwah yang baik berikutnya adalah memiliki sifat tawassud (adil). Secara bahasa tawassud berasal dari kata wasthun yang artinya tengah dan dalam kitab tafsir surat Al-Baqarah ayat 143 ulama menjelaskan makna umatan wasathan adalah umat yang bersikap adil.
وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًا
“Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.” QS. Al-Baqarah: 143
Adil di sini bukan yang berarti sama rata melainkan menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jika menyampaikan ilmu harus sesuai dengan rujukan syariat, memutuskan suatu masalah harus merujuk pada ajaran Rasulullah saw dan lain sebagainya.
Jadikan diri kita menjadi sosok da’i yang dirindukan kehadirannya, membawa kehangatan dan kesejukan. Bukan yang malah menimbulkan perpecahan atau permusuhan antar umat.
Sebagai da’i harus terus belajar cara- cara menyampaikan dakwah yang baik, dari strategi dakwah, tantangan-tantangan dakwah dan ilmu-ilmu lain yang mendukung dakwah kamu.