Al-Baqarah Ayat 56: Terjemah dan Tafsirnya

Al-Baqarah Ayat 56: Terjemah dan Tafsirnya

Dalam Al-Qur’an, banyak kisah penuh hikmah yang menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia, salah satunya terdapat dalam Al-Baqarah ayat 56. Ayat ini mengisahkan tentang kebangkitan kembali Bani Israil setelah kematian mereka sebagai bentuk kasih sayang Allah dan peringatan agar mereka bersyukur. Kisah ini bukan sekadar catatan sejarah, tetapi juga teguran halus bagi siapa pun yang lalai mensyukuri nikmat dan meremehkan kekuasaan Allah. Lantas, apa makna terdalam dari ayat ini dan bagaimana relevansinya dengan kehidupan kita saat ini?

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 56

ثُمَّ بَعَثْنَٰكُم مِّنۢ بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

ṡumma ba’aṡnākum mim ba’di mautikum la’allakum tasykurụn

“Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.” QS. Al-Baqarah: 56

Makna Kata

بَعَثْنَٰكُم : Tujuh puluh laki-laki yang bersama Nabi Musa a.s., yang telah wafat setelah tersambar api dari langit, dihidupkan kembali oleh Allah.

Tafsir

Pada tafsir surah Al-Baqarah ayat 55 sebelumnya, dijelaskan bahwa Nabi Musa a.s. memilih 70 laki-laki dari kalangan Bani Israil untuk meminta ampun kepada Allah di suatu tempat yang telah ditentukan. Sesampai di tempat tersebut bukannya merendah, tunduk dan minta ampun kepada Allah, mereka justru menunjukkan kesombongan pada saat itu.

“Mereka berkata kepada Musa a.s. ‘Tidak mau beriman kecuali setelah melihat Allah dengan mata telanjang’.” Maka Allah murka dan menurunkan azab kepada mereka berupa api yang menyambar bersama suara guntur dan gempa bumi yang dahsyat.

Maka berdoalah Musa a.s. kepada Allah meminta ampunan dari kesalahan-kesalahan umatnya dan beliau memohon agar tidak ditimpa azab karena ulah mereka.

 قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُم مِّن قَبْلُ وَإِيَّٰىَ ۖ أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ ٱلسُّفَهَآءُ مِنَّآ ۖ إِنْ هِىَ إِلَّا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَن تَشَآءُ وَتَهْدِى مَن تَشَآءُ ۖ أَنتَ وَلِيُّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا ۖ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْغَٰفِرِينَ

Musa berkata: “Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya”. QS. Al-A’raf: 155

Allah pun mengampuni Bani Israil dan menghidupkan kembali mereka, supaya mereka mengambil pelajaran bahwa kesombongan akan membawa bencana. Mereka harus menjadi hamba yang pandai mensyukuri nikmat Allah serta selalu menjaga diri agar tidak melanggar aturan-Nya.

Hikmah Surah Al-Baqarah Ayat 56

Berikut ini adalah poin-poin hikmah singkat dari Surah Al-Baqarah ayat 56 yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Syukur adalah kunci keselamatan hidup
    Allah menghidupkan kembali Bani Israil sebagai pengingat agar mereka bersyukur. Ini menunjukkan bahwa syukur adalah bentuk ibadah yang sangat besar nilainya dalam pandangan Allah.
  2. Kesombongan bisa mengundang azab
    Penolakan untuk tunduk dan permintaan melihat Allah secara langsung adalah bentuk kesombongan yang berujung pada azab. Ini pelajaran agar kita senantiasa rendah hati dan tidak menantang kekuasaan Allah.
  3. Allah Maha Pengampun meski hamba-Nya berbuat dosa besar
    Meski Bani Israil berbuat lancang, Allah tetap memberikan kesempatan kedua setelah doa Nabi Musa. Ini bukti bahwa ampunan Allah sangat luas selama kita mau kembali kepada-Nya.
  4. Pemimpin yang saleh akan berjuang menyelamatkan umatnya
    Nabi Musa a.s. berdoa sungguh-sungguh demi kaumnya yang berdosa. Ini mencontohkan bahwa pemimpin sejati tidak meninggalkan umatnya dalam kesalahan, tetapi membimbing mereka menuju kebaikan.
  5. Musibah bisa menjadi bentuk ujian atau teguran
    Azab yang menimpa Bani Israil menjadi teguran keras agar mereka kembali ke jalan yang benar. Ini mengajarkan kita untuk merenungi setiap ujian hidup, bukan sekadar mengeluh.
  6. Allah memiliki kuasa atas hidup dan mati
    Allah membangkitkan mereka kembali setelah mati. Ini menjadi pengingat bahwa kehidupan dan kematian sepenuhnya ada dalam genggaman-Nya.
  7. Ketaatan itu harus tanpa syarat
    Jangan sampai kita seperti Bani Israil yang mau beriman hanya jika ada syarat tertentu. Iman sejati adalah tunduk tanpa syarat terhadap perintah Allah.
  8. Jangan meremehkan nikmat yang telah diberikan
    Bani Israil sudah mendapatkan banyak nikmat, tetapi tetap kufur. Kita harus lebih bijak dalam menghargai nikmat sekecil apa pun.
  9. Doa memiliki kekuatan luar biasa
    Doa Nabi Musa menyelamatkan kaumnya. Kita diajarkan untuk tidak putus asa dan terus berdoa dalam menghadapi masalah, sekecil atau sebesar apa pun.
  10. Setiap peristiwa dalam Al-Qur’an bukan sekadar cerita, tapi pelajaran abadi
    Kisah ini bukan hanya catatan masa lalu, tetapi cermin bagi kita agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam bentuk yang berbeda di zaman modern ini.

Share it:

Tags

El Nino

Pengajar pesantren tinggal di Kediri. Dilahirkan di dunia pada 17 Desember 1991. Riwayat pendidikan sudah 17 tahun hidup di pesantren menjadi santri dan pengurus. Tujuan mendirikan web mengajiislam.com untuk menjadi sarana berbagi ilmu yang telah saya pelajari di pondok dan menambah seduluran.

Related Post

Tinggalkan komentar