Alhamdulillah sudah 3 hari kita menjalankan puasa ramadhan. Menahan nafsu, dahaga dan lapar, demi menjalankan kewajiban dan mengharap pahala serta ampunan Allah SWT. Berhati-hati dalam tutur kata supaya tidak menyakiti hati orang lain. Menundukkan pandangan supaya mampu menahan syahwat. Semoga selama kita berpuasa Allah menerimanya. Sebab banyak manusia yang puasa mereka tidak mendapat apapun dari Allah ta’ala.
Banyak muslimin yang kadang tidak sadar menjadikan puasanya tidak berpahala. Capek-capek menahan haus dan lapar dari subuh hingga maghrib tapi Allah tidak menerimanya. Rasulullah saw bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ.
“Dari Abu Hurairah ra, berkata ; Rasulullah saw bersabda : Betapa banyak orang yang berpuasa hanya mendapat rasa lapar. dan betapa banyak orang yang shalat (malam), shalatnya hanya dihitung begadang.” HR. Ibnu Majah.
Nah ! Dari hadits ini seorang muslim harus berhati-hati menjaga kesempurnaan puasa dan ibadah-ibadah yang lain. Karena bisa saja ada kesalahan-kesalahan fatal yang dianggap sepele menyebabkan gugurnya pahala.
Berikut ini beberapa penyebab puasa tidak diterima oleh Allah :
1. Dusta
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَه
“Dari Abu Hurairah ra, berkata ; Rasulullah saw bersabda : Siapa yang tidak meniggalkan ucapan bohong dan mengamalkannya, maka tidak ada alasan / kepentingan (untuk memberi pahala) dari rasa lapar dan haus yang ditahan.
Ada riwayat lain yang menyebutkan, dusta tidak hanya pembatal pahala puasa tapi dusta termasuk dosa besar yang disepelekan.
قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ – ثَلاَثًا ، أَوْ قَوْلُ الزُّورِ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ
“Nabi saw bersabda : Dosa yang paling besar dari dosa-dosa besar ialah ; Syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua dan persaksian bohong atau perkataan bohong (beliau mengulangi 3x) dan beliau saw masih mengulang-ulang hingga kami sangat inggin beliau diam (tidak mengulang terus).” HR. Bukhari.
2. Maksiat
Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tapi harus disempurnakan dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah. Orang puasa masih mencuri, masih merampok, masih pamer aurat, sombong dan lain-lain. Maka puasanya tidak akan diterima oleh Allah SWT. Karena Ibadah tidak boleh terkontaminasi dengan maksiat. Ibadah membawa ke surga, tapi maksiat makin dekat dengan siksa akhirat.
3. Perbuatan Sia-Sia dan Porno
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- : لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرْبِ فَقَطْ. إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ. فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ فَقَلْ : إِنِّى صَائِمٌ
“Dari Abu Hurairah ra, berkata ; Rasulullah saw bersabda : Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu (hal-hal yang tidak bermanfaat untuk dunia dan akhirat) dan rofats (hal yang identik dengan hubungan lawan jenis). Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.
Jadi ketika puasa jangan pernah berbuat sia-sia entah dari perkataan dan perbuatan. Begitu juga manjaga diri dari hal-hal yang berbau porno.
Alhamdulillah semoga apa yang saya sampaikan ini memberi manfaat dan menambah wawasan ilmu dan dapat diamalkan. Ambil yang baik dan buang yang salah. Sampai ketemu di artikel berikutnya.