Al-Baqarah Ayat 64: Terjemah dan Tafsirnya

Al-Baqarah Ayat 64: Terjemah dan Tafsirnya

Pernahkah kita membayangkan betapa besar nikmat Allah kepada suatu kaum, namun mereka tetap berpaling setelah diberi petunjuk? Surah Al-Baqarah ayat 64 menghadirkan gambaran nyata tentang sikap Bani Israil yang memilih berpaling, meski nikmat dan rahmat Allah telah berulang kali hadir dalam kehidupan mereka.

Ayat ini bukan hanya catatan sejarah. Lebih dari itu, Allah menegaskan bahwa tanpa karunia dan rahmat-Nya, manusia akan termasuk golongan yang merugi. Karena itu, ayat ini memberikan pelajaran penting tentang ketaatan, syukur, dan bahaya berpaling dari kebenaran.

Mari kita pelajari lebih dalam makna dan tafsirnya, agar pesan ilahi yang terkandung di dalamnya mampu membimbing langkah kita setiap hari.

Baca juga artikel tentang : Tafsir Surah Al-Baqarah ayat 64

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 64

ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ ۖ فَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَكُنْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Ṯumma tawallaitum min ba‘di żālika fa-lawlā faḍlullāhi ‘alaikum wa raḥmatuhū lakuntum minal khāsirīn.

“Kemudian kamu berpaling setelah itu; maka kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Baqarah: 64)

Makna Kata

{تَوَلَّيْتُمْ} (Tawallaitum): Berarti “kalian berpaling.” Ini merujuk pada sikap Bani Israil yang tidak menaati perintah Allah setelah menerima berbagai peringatan dan perjanjian.

{فَضْلُ اللَّهِ} (Faḍlullāh): Karunia dan pemberian Allah yang begitu besar, baik berupa nikmat dunia maupun petunjuk agama.

{رَحْمَتُهُ} (Raḥmatuhū): Kasih sayang Allah yang menyelamatkan hamba-Nya dari kesesatan dan hukuman.

{الْخَاسِرِينَ} (Al-Khāsirīn): Orang-orang yang merugi, yakni mereka yang kehilangan kebaikan dunia dan akhirat karena berpaling dari kebenaran.

Tafsir dan Penjelasan

Dalam Surah Al-Baqarah ayat 64, Allah menegur Bani Israil atas sikap mereka yang berpaling setelah menerima perjanjian. Meski mereka telah menyaksikan banyak mukjizat—baik melalui Nabi Musa maupun nabi-nabi setelahnya—mereka tetap menunjukkan ketidaktaatan.

Ayat ini merupakan lanjutan dari beberapa ayat sebelumnya yang menceritakan pelanggaran-pelanggaran Bani Israil. Setelah Allah menetapkan perjanjian, memberi nikmat, dan memberikan petunjuk, mereka tetap berpaling dan kembali melanggar perintah.

Menurut Ibnu Katsir, ayat ini menegaskan betapa besar karunia Allah kepada mereka. Seandainya Allah tidak melimpahkan rahmat dan mengampuni kesalahan mereka, niscaya mereka menjadi golongan yang rugi dan binasa. Namun Allah masih menahan azab-Nya karena hikmah dan kasih sayang-Nya yang luas.

Ayat ini juga menjadi isyarat bagi umat Islam agar tidak mengulangi kesalahan yang sama: menerima nikmat, tetapi enggan menaati. Setiap kali manusia berpaling, sebenarnya ia sedang mendekati kerugian besar yang mungkin tidak terasa seketika, namun pasti akan datang bila tidak segera kembali kepada ketaatan.

Hikmah Surah Al-Baqarah Ayat 64

  1. Berpaling dari perintah Allah adalah awal kerugian. Ayat ini mengingatkan bahwa setiap bentuk penolakan terhadap perintah Allah akan berujung pada kerugian, baik di dunia maupun di akhirat.
  2. Karunia dan rahmat Allah adalah penyelamat. Tanpa rahmat-Nya, manusia tak akan mampu terhindar dari kesalahan dan hukuman. Ini menegaskan bahwa hidayah adalah anugerah, bukan semata-mata hasil usaha manusia.
  3. Nikmat harus dibalas dengan ketaatan.Bani Israil menerima banyak nikmat, tetapi membalasnya dengan pembangkangan. Umat Islam diperingatkan agar tidak bersikap demikian.
  4. Kesabaran Allah tidak berarti kelemahan. Meski Allah sering menunda azab, itu bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk kasih sayang agar manusia mau memperbaiki diri sebelum datangnya pertanggungjawaban.
  5. Umat Islam harus mengambil ibrah dari sejarah. Ayat ini menjadi pelajaran bahwa umat yang diberi petunjuk lalu berpaling akan mengalami penurunan moral, spiritual, bahkan kehancuran sosial.
  6. Hidayah adalah nikmat terbesar. Karunia terbesar dalam ayat ini bukan berupa dunia, tetapi petunjuk yang menyelamatkan manusia dari kerugian akhirat.

Kesimpulan

Surah Al-Baqarah ayat 64 adalah peringatan tegas bagi manusia agar tidak mengulangi kesalahan kaum terdahulu. Allah menjelaskan bahwa berpaling dari perintah-Nya adalah sebab utama kerugian. Namun rahmat dan karunia-Nya selalu terbuka bagi siapa pun yang ingin kembali kepada petunjuk.

Ayat ini mengajarkan bahwa kita harus menjaga ketaatan, bersyukur atas nikmat, dan terus memperbaiki diri. Karena tanpa rahmat Allah, manusia tidak memiliki apa pun yang dapat menyelamatkannya.

Share it:

Tags

El Nino

Pengajar pesantren tinggal di Kediri. Dilahirkan di dunia pada 17 Desember 1991. Riwayat pendidikan sudah 17 tahun hidup di pesantren menjadi santri dan pengurus. Tujuan mendirikan web mengajiislam.com untuk menjadi sarana berbagi ilmu yang telah saya pelajari di pondok dan menambah seduluran.

Related Post

Tinggalkan komentar